Selamat datang di Pembelajaran E-learning Reproduksi




Rabu, 27 Juli 2011

Gametogenesis, Menstruasi, Ovulasi


A.Spermatogenesis
Gambar 5: skema spermatogenesis
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma terjadi didalam testis, tepatnya, di tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel germinal yang disebut spermatogonia. Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma. Berikut ini adalah proses spermatogenesis.
 

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
a.       Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
b.      LH meransang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c.       FSH merangsang sel Sertoli untuk menhasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.
d.      Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.
A. Oogenesis
  
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.
Semula oogonia membelah secara mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas.
Memasuki masa pubertas, oosit melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kitub primer akan mengalami pembelahan miosis II. Namun, pembelahan tersebut dapat berlangsung jika terjadi fertilisasi. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. Untuk lebih jelasnya lihat gambar oogenesis dibawah ini.


Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
1.      Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon/LH).
2.      LH merangsang  korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
3.      FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel.
4.      Prolaktin merangsang produksi susu.
5.      Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada oogenesis.

A.Menstruasi
Peristiwa menstruasi terjadi secara alami pada perempuan usia produktif. Menstruasi terjadi sel telur yang telah matang tidak dibuahi oleh sperma.
Daur menstruasi biasanya berlangsung selama 28 hari pada setiap bulan. Daur ini terdiri atas beberapa fase, yaitu sebagai berikut:


a.       Fase Menstruasi (hari 1-5)
Pemeliharaan dinding uterus bergantung pada adanya progesteron selanjutnya. Awalnya, progesteron dihasilkan oleh korpus luteum dibawah ransangan LH. Namun, masa hidup korpus luteum kira-kira 10 hari, dan jika tidak terjadi implantasi telur dibuahi, korpus luteum menghilang. Kejadian ini bersamaan dengan penurunan konsentrasi progesteron yang menginduksi dinding uterus untuk terlepas dan menyebabkan terjadinya pendarahan.
b.      Fase Praovulasi (hari 6-13)
Oosit yang sedang matur dikelilingi oleh sekelompok massa sel folikel yang sedang tumbuh yang mengeliuarkan estrogen sebagai tanggapan atas perangsangan FSH. Estrogen membantu persiapan dinding uterus untuk pembuahan. Secara normal, FSH dan LH ditekan oleh kadar estrogen dan progesteron yang tinggi. Namun, selama menstruasi, kedua hormon tersebut mendadak terhenti, mengalihkan inhibisi umpan balik negatif dan menyebabkan peningkatan FSH  dan LH diawal fase folikular. Ketika sel folikel mulai menghasilkan estrogen, umpan balik negatif kembali bekerja dan menyebabkan penurunan kadar FSH dan LH menjelang akhir fase folikular.
c.       Fase Ovulasi (hari 14)
Peningkatan sedikit estrogen secara tiba-tiba menjelang akhir fase folikular menyebabkan lonjakan pengeluaran FSH dan LH. Konsentrasi estrogen yang tinggi berfungsi untuk menghambat umpan balik negatif atau menginduksi umpan balik positif terhadap FSH dan LH. Tanpa diketahui mekanismenya, lonjakan FSH/Lh ini menyebabkan pengeluaran oosit dari folikel yang merupakan bagian dari proses ovulasi.


d.      Fase pascaovulasi (hari 15-28)
Setelah oosit dilepaskan dari folikel yang berkembang, sisa folikel diubah menjadi korpus luteum di bawah penaruh LH. Korpus luteum kemudian memulai produksi progesteron dan estrogen, juga dengan bantuan LH.
1.      Progesteron meneruskan persiapan uterus untuk pembuahan. Hormon ini mendorong perkembangan kelenjer susu dan sehubungan dengan estrogen, menghambat ovulasi tambahan dengan melakukan umpan balik negatif terhadap FSH dan LH.
2.      Puncak kedua estrogen dihasilkan dari produksi estrogen, baik oleh korpus luteum maupun dinding uterus yang matur. Dibawah pengaruh estrogen dan progesteron, dinding uterus terus berproliferasi untuk mengembangkan pembuluh darah dan kelenjar yang baru. Jika tidak terjadi pembuahan, korpus luteum mengalami regrasi, dan siklus berulang.

0 komentar:

Posting Komentar

Bagaimana menurut Mu tentang media ini?

 
Design by www.pandani.co.cc | Web Design Media Pembelajaran | online